Pedasnya Komentar Netizen Soal PT. PMM

BABELTERKINI.COM, PANGKALPINANG – Hanya dalam waktu 1×24 jam, postingan link berita tentang pertambangan, langsung banjir respon. Bahkan, salah satu postingan berita yang berjudul “Masih Soal Zirkon: Sedang LOCKDOWN, Alasan Direktur PT PMM Tidak Menggarap Lahan IUP” tersebut direspon sebanyak 7.449 like dari netizen plus 104 komentar yang sebagian besarnya bernada pedas. Berita yang berisi dugaan pelanggaran UU Minerba oleh PT. PMM tersebut diunggah oleh Warganet di laman Forum Komunikasi Masyarakat Bangka Belitung.

“Belum aja digrebek warga, ini perusahaan banyak Tipu-tipu..!! PT. Ilegal..!!” tulis seorang netizen bernama akun Hengki. Sementara

akun Ferdi Saputra menulis komentar “PT. ilegal gak boleh dibuka, harus tutup. Ini merugikan masyarakat Babel.” Sedangkan akun bernama Rudy St menulis “Lah diduga ilegal, somasi publik,” dengan menambahkan emoji ngakak.

Pada laman grup yang sama, postingan milik Mursalin Saputra berupa link berita babelterkini.com berjudul “Mengaku Zircon dari IUP? Ini Fakta Kondisi IUP PT. PMM,” juga mendapat semburan dari Warganet.

“Dijerat pasal berlapis, penipuan dan penyelundupan…” bunyi komentar akun Rosni Maharip. “Secara administratif oke senior, liat asal usul barang, entah ngambik dari IUP mane, mungkin beli bahan mentah… Makanya banyak nggak mudeng… miris,” celoteh Facebooker bernama akun Raden Raden.

Buntut berita terkait pengiriman 2500 ton lebih Zircon ke Kalimantan terus menuai sorotan. Pasca pemberitaan awal, pihak PT. PMM bahkan menunjuk kuasa hukum yang kemudian mengirimkan somasi kepada 12 media online yang dianggap menyebarkan berita hoax. Isi somasi itu sendiri juga memaksa 12 media yang disomasi untuk meminta maaf kepada PT. PMM sebagai obyek pemberitaan.

Alih alih memenuhi somasi yang dituduhkan, pihak media justru terus mengungkap fakta-fakta menarik dari kegiatan perusahaan pemegang IUP OP Zircon ini. Salah satunya fakta kondisi IUP yang terlihat janggal dan tidak singkron dengan jumlah produksi yang dikirim ke Kalimantan sejak tahun 2019 lalu.

Bahkan warga sekitar memberikan kesaksian kepada wartawan bahwa setidaknya 7 bulan terakhir tidak ada kegiatan apapun yang dilakukan di IUP yang berisi pohon sawit berbuah pasir dan sebagian lagi baru ditanam sekitar 2 bulanan. (Red)