Terkesan Terbengkalai, Begini Kondisi Penampakan Mega Proyek RSUD Soekarno Babel

Foto Kolase (Penampakan Sejumlah Proyek RSUD Soekarno Babel)
Foto Kolase (Penampakan Sejumlah Proyek RSUD Soekarno Babel)

BABELTERKINI.COM, BANGKA – Mega Proyek pembangunan gedung baru beserta fasilitas alat kesehatan (alkes) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2021-2022 yang hampir mencapai angka Rp100 Miliar, hingga kini belum dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Mirisnya lagi, kondisi gedung maupun alkes tersebut terkesan terbengkalai.

Dari hasil penelusuran awal sejumlah wartawan di sejumlah titik lokasi, Senin (19/06/2023), kondisi tegangan listrik di gedung baru RSUD Seokarno Babel terlihat tidak stabil, sehingga sering padam dan digantikan dengan tenaga genset.

“Nah mati lampu. Jangan kaget ini, hal ini sudah biasa, hanya sebentar, kok” kata Wakil Direktur Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Holpi saat mendamping sejumlah wartawan meninjau beberapa titik lokasi di gedung baru.

Melihat kondisi tegangan listrik yang tidak stabil ini, tentu saja menunjukkan kalau gedung baru ini memang belum siap untuk digunakan. Pasalnya kondisi listrik yang tidak stabil, jelas dapat mengganggu, bahkan membahayakan pasien terutama pada saat menjalani bedah operasi.

“Kalau kondisi listrik sering padam seperti ini, bagaimana nasib pasien pada saat sedang menjalani operasi bedah, kerja para dokter pun nantinya pasti akan terganggu,” ketus Romli, wartawan FKB News.com.

Setelah tiba didepan gedung MOT ruang bedah operasi, pintu masuk yang menggunakan sensor telapak tangan ternyata mengalami gangguan teknis (error), tepatnya, tidak bisa terbuka secara otomatis. Jadi pintu itu harus dibuka secara manual dengan cara digeser.

“Maaf, mesin scan lagi Error. Kita geser aja pintunya, saya sudah melaporkan dan meminta pertanggungjawaban ke pihak kontraktor untuk segera diperbaiki,” kata Holpi saat mendampingi sejumlah wartawan ke sejumlah titik lokasi gedung baru rumah sakit.

Setelah masuk ke ruang bedah tersebut, tampak 1 unit meja operasi, 1 set lampu operasi manual, 1 unit almari untuk peralatan bedah dan lainnya dengan kondisi berdebu.

Namun sejumlah peralatan pendukung ruang bedah lainnya seperti Mesin Anestesi dan Ventilator tampaknya belum tersedia.

“Kalau 1 set lampu ini sebagai penerang saat operasi berlangsung. Ini digerakkan secara manual,” terang Holpi sambil menggerak-gerakkan satu set tiang lampu operasi

“Sedangkan meja operasi yang ini dan yang itu tidak satu paket pengadaannya dengan MOT ruang bedah. Artinya diluar dari anggaran Rp5 miliar 700 juta itu,” kata Holpi seraya menyebut anggaran pengadaan MOT ruang bedah ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2021.

Selanjutnya, Holpi juga mengajak ke gedung Radio Teraphy yang terletak di gedung sebelah untuk meninjau Alkes berupa CT Scan dan Line X-Ray. Dalam perjalanan ke gedung Radio Teraphy aliran listrik seringkali byar pet.

“Aneh, pihak RSUP ini justru mengutamakan gedung Radio Teraphy dan Alkes yang nilainya fantastis sementara pasokan aliran listrik malah sering Byar Pet. Bagaimana alkes bisa difungsikan kalau alairan listrik sering Byar Pet,” gumam Roby Babelterkini.com

Saat tiba di gedung Radio Teraphy, Holpi tetiba mengungkap jika anggaran Gedung Radio Teraphy ini senilai Rp24 miliar.

“Kalau soal kondisi gedung ini, tanya saja ke Rifa staf saya. Sebab dia yang ngurus saat pengerjaannya,” tukas Holpi.

Sesampainya di dalam gedung, rombongan media kembali disambut oleh suasana gelap.

” Maaf, aliran listrik mati lagi. Jadi kamar tempat CT Scan gelap sehingga tidak bisa di on kan CT Scan-nya,” kata Holpi di sela peninjauan di ruang CT Scan.

Saat ditanya terkait anggaran pengadaan CT Scan itu, dikatakan Holpi senilai Rp14 Miliar.

Usai meninjau ruangan CT Scan, rombongan media pun dibawa ke ruang Line X-Ray. Kondisi ruang hampir sama, aliran listrik lagi-lagi mati.

“Nah ini namanya Line X-Ray harganya berkisar Rp34 miliar. Saat ini tidak bisa di on kan sebab listrik kebetulan lagi padam,” sebutnya.

Sementara untuk pengadaan komoteraphy senilai belasan miliar rupiah.

“Saya pastikan alkes yang diadakan pada tahun 2021 dan 2022 semuanya berfungsi dengan baik. Hanya saja kebetulan aliran listrik lagi mati. Jadi tidak bisa dihidupkan alatnya,” tandasnya. (red)

error: Content is protected !!