Editorial
Penulis: Satyagraha
BABELTERKINI.COM – PENGERJAAN proyek Peningkatan Situ Kolong Minyak Jilid II di Manggar, Kabupaten Belitung, menelan biaya Rp36,8 miliar. Pada pengerjaan Jilid I menelan biaya Rp4,6miliar. Dengan total dana APBN mencapai Rp41,4 miliar itu diharapkan mendapatkan hasil yang sepadan.
Namun, fakta di lapangan berkata lain. Bak kata pepatah “Jauh Panggang dari Api”. Seharusnya proyek tersebut dikerjakan sebagaimana mestinya sesuai dengan spek, namun justru sebaliknya. Pengerjaannya pun terkesan asal jadi.
Padahal cukup waktu masa pengerjaanya yaitu 240 hari kalender terhitung sebagaimana tertuang di kontrak sejak 19 April 2024 hingga Desember ini untuk Jilid II.
Sedangkan Jilid I lebih dulu selesai dikerjakan. Namun, fakta lapangan menunjukkan adanya keganjilan atau indikasi ketidak beresan dalam pengerjaan proyek ini baik Jilid I maupun Jilid II.
Hal ini tampak dari sekitar 200 tiang pancang miring antara 80 derajat hingga 120 derajat. Tak hanya itu, bekesting dan posisi pembesian ring balok tang dalam proses pengecorang juga ‘mengular’ atau berkelok-kelok.
Ketidak laziman ini memunculkan kecurigaan dan pertanyaan oleh publik. Bahkan publik pun mencium gelagat ketidakberesan dalam pengerjaan proyek.
Bukan saja dari kualitas konstruksi dasarnya saja, namun estetika hasil bangunan proyek ini pun tak luput dari sorotan.
Di lapangan, kepala logistik proyek menyebutkan dari sekitar 2.000 tiang pancang, sekitar 200-an tiang pancang terpasang dalam keadaan miring.
Namun buru-buru dibantah Kepala SNVT PJDA Babel Agus Saputra menyebutkan hanya sekitar 50 tiang pancang yang miring dengan kemiringan sekitar 30 derajat. Dia juga mengklaim kalau hal itu tidak membahayakan. Ini seperti anomali. Jadi mana yang benar?
Publik tentu saja tidak begitu saja percaya dengan penjelasan itu. Publik sudah cerdas. Apa lagi mereka yang tinggal di Kota Manggar dan sekitanya. Menyaksikan setiap tahapan pengerjaan proyek sejak jilid I hingga jilid II yang waktu pengerjaannya hampir habis.
Prinsip transparansi pengerjaan proyek ini adalah mutlak. Publik berhak tahu apa yang terjadi. Tak elok pula kalau proyek ini terus dicurigai dan jadi bahan pergunjingan publik di warung-warung kopi dan media sosial dengan beragam komentar menohok. Mutu konstruksi proyek ini harus segera diuji oleh pihak terkait secara independen. Pengujian proyek ini harus dilakukan secara transparan dan melibatkan ahli konstruksi baik dari kalangan profesional maupun akademisi.
Kewajiban publik adalah terus mengawasi pengerjaan proyek Situ Kolong Minyak dan pasca selesainya proyek ini kelak. Publik harus terus bersuara, bersuara, bersuara dengan lantang agar proyek Situ Kolong Minyak segera diaudit secara transparan! (*)