BABELTERKINI.COM, BELITUNG – Pemanggilan terhadap ahli waris pemilik kebun kelapa sawit di Jalan Tungkup, Dusun Aik Mirah, Desa Simpang Rusa, Kecamatan Membalong, oleh Dinas KPHL Belantu Mendanau, tidak diindahkan. Padahal, lahan sawit yang dikelola tersebut diduga berada di dalam kawasan hutan produksi (HP).
Pemanggilan ini ditujukan kepada Rian dan Toro, selaku ahli waris dari almarhum Basari, pemilik kebun sawit tersebut. Namun hingga kini, keduanya tidak hadir memenuhi panggilan resmi dari KPHL Belantu Mendanau untuk memberikan keterangan.
“Kami sudah melakukan peninjauan ke lokasi kebun milik almarhum Basari pada 14 April 2025. Berdasarkan peta koordinat kehutanan, kebun tersebut jelas berada dalam kawasan hutan produksi,” ungkap Humas KPHL Belantu Mendanau, Yoyon, kepada babelterkini.com, Sabtu (26/4/25).
Lebih lanjut Yoyon menyebut, meskipun pihak ahli waris mengantongi sertifikat hak milik (SHM), namun SHM itu hanya mencakup sebagian kecil dari total luas kebun sawit mereka yang mencapai belasan hektar.
“Mereka keliru mengira SHM membebaskan dari aturan. Kami sudah lakukan sosialisasi kepada warga Desa Simpang Rusa mengenai regulasi berkebun di kawasan hutan. Semua pemilik kebun di kawasan HP kami panggil, tapi hanya Rian dan Toro yang tidak hadir,” katanya.
Ironisnya, Toro yang diketahui bekerja di kantor Desa Simpang Rusa justru dinilai tidak memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.
“Sebagai aparat desa, seharusnya Toro memberi contoh yang baik. Dari semua petani yang kami undang, hanya mereka berdua yang mangkir,” tambah Yoyon.
Pihak KPHL memastikan akan melayangkan kembali surat panggilan kepada Rian dan Toro. Bila tetap tidak digubris, tindakan tegas akan diambil.
“Kami akan layangkan kembali pemanggilan. Jika tetap tidak hadir, kami akan beri sanksi dan melaporkan ke pihak kejaksaan,” tegas Yoyon.
Hingga berita ini diterbitkan, Toro dan Rian dalam upaya konfirmasi.
