Di Mentok, cerita yang sama juga dituturkan oleh salah seorang kolektor timah yang kesal akan ulah Febri.
“Dia (tersangka Febri, red) WA saya Bang, dia nanya agik berjalan dak TI itu. Dia minta duit katanya untuk bensin. Padahal dia WA itu pas Magrib, dia telefon ya dak saya angkat karena posisi saya sedang sholat Magrib. Pas saya buka WA dia isinya marah-marah, besoknya dia bikin berita. Pokoknya kalau minta duit itu kayak orang minum obat, ade-ade bae, alasannya, ” ujar Rb salah seorang pemain timah di Mentok yang punya pengalaman kesal dibuat tersangka.
Tak berhenti disitu, pengalaman yang sama juga pernah diungkapkan Kasat Pol PP Bangka Barat, Sidarta Gautama kala kelakuan Febri. Sidarta kesal, namanya terang-terangan ditulis di media oknum ini yang menyebut dirinya terlibat di kegiatan TI ilegal dekat Komplek Pemda Bangka Barat.
“Nek saya laporkan tanggung, dak saya laporkan makin menjadi, “ujar Sidarta yang mengaku kesal oknum Febri tak mengindahkan Kode Etik Jurnalistik. Padahal kata Sidarta, dirinya tak terbukti terlibat di kegiatan penambangan ilegal tersebut.
Masih berkaitan dengan ulah tersangka Febri mengatasnamakan Wartawan, dari kolom komentar Netizen di FB mengalir sumpah serapah dan rasa gembira atas berita tertangkapnya oknum ini. Misalnya Akun atas nama
Ipal Yayan: ” bukan maen kpn ningok orang kayak die punye dunia ni.. ka nk ngiyam e.
Maharani Suzuu: utg rental 2 hri dk bayar, tu la azab
Desi Keris dan Yanti: kek ngejiet wartawan yg bener” wartawan mun model nh, hadeeh…
Alysia: Alhamdulillah sekian lame terkuak kalok KA emng wartawan palsu. Hbis duit kwan KA Peres Ken. Emng Allah tdk tduk dk… ambek la sedekah KMI kk awak