“Di lapangan masih ada kolektor membeli timah di OC 72 dengan harga Rp165 ribu. Itu pasti bukan ke PT Timah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Unit Produksi PT Timah Belitung, Ronanta, hingga kini masih memilih bungkam. Berulang kali dikonfirmasi babelterkini.com, baik melalui pesan singkat maupun sambungan telepon, tak kunjung direspons.
Bungkamnya Ronanta semakin mempertebal kecurigaan publik bahwa ada sesuatu yang tengah ditutupi dalam tata niaga timah di Belitung. Sikap diam ini justru menambah tanda tanya besar, apakah benar PT Timah telah memonopoli pembelian pasir timah hingga ke luar wilayah IUP dan menampung hasil tambang ilegal. (red)










