Sementara itu, SK membantah keras tuduhan intimidasi. Ia menegaskan, justru Ibnu yang lebih dulu menelpon dirinya untuk mempertanyakan masalah perizinan. SK mengakui sempat marah dalam percakapan itu, tetapi ia berdalih hanya ingin bertemu langsung, bukan mengancam.
“Ibnu nelpon aku, nanyak masalah izin. Aku marah, tapi cuma pengen ketemu dia langsung. Aku bukan pegang kendali, cuma menghubungkan kontraktor dengan pemilik tanah. Luko itu punya masyarakat setempat, surat tanah jelas. Aku dukung pembangunan di tempat kite, supaya buka lapangan kerja dan dukung investasi,” terang SK. (red)










