BABELTERKINI.COM, BANGKA BARAT – Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat di Dusun 1 Pangkal Ahoi, Kabupaten Bangka Barat, menghadapi persoalan serius terkait kondisi jalan yang semakin memburuk. Jalan di wilayah ini kerap menjadi bahan pembicaraan masyarakat di desa-desa sekitar karena tingkat kerusakannya yang parah.
Secara umum, kerusakan jalan tersebut disebabkan oleh aktivitas kendaraan bermuatan berat, khususnya truk pengangkut buah sawit menuju PT Gunung Sawit Bina Lestari (GSBL). Jalan Pangkal Ahoi berfungsi sebagai jalur alternatif dari Kampung Trabek menuju Kampung Pangkal Ahoi, sehingga frekuensi lalu lintasnya cukup tinggi. Tekanan muatan berlebih yang tidak diimbangi dengan perawatan rutin mengakibatkan infrastruktur jalan cepat rusak.
Dari sudut pandang sosiologi, kondisi ini mencerminkan adanya ketidakseimbangan fungsi sosial sebagaimana dijelaskan oleh Emile Durkheim. Jalan sebagai sarana mobilitas memiliki fungsi penting dalam menjaga keteraturan sosial dan memperlancar interaksi antarmasyarakat. Ketika fungsi tersebut terganggu, maka timbul disfungsi sosial berupa menurunnya aktivitas ekonomi, mobilitas sosial, dan solidaritas antarwarga.

Kerusakan jalan di Dusun Pangkal Ahoi berdampak langsung terhadap melambatnya aktivitas warga, mulai dari kegiatan ekonomi, pendidikan, hingga sosial kemasyarakatan. Warga mengalami ketidaknyamanan, stres, dan penurunan produktivitas akibat akses transportasi yang terbatas.










