A’ing berharap pihak perusahaan menyiram jalan secara rutin, baik siang maupun malam, untuk mengurangi debu dan kotoran akibat jatuhan tanah dari bak mobil pengangkut.
Terpisah, seorang pengguna jalan bernama Juli turut memprotes aktivitas timbunan tersebut. Ia menilai kegiatan itu kerap menghambat arus lalu lintas kendaraan umum yang melintas di kawasan tersebut.

“Saya sempat terpaksa berhenti lama karena macet saat mau lewat jalan itu,” ungkapnya.
Warga berharap pemerintah daerah dan instansi terkait segera meninjau aktivitas penimbunan tersebut dan menindak tegas jika terbukti melanggar aturan tata ruang serta merusak sumber air alami yang menjadi kebutuhan bersama. (red)










