Selain bebas karbon, PLTN memiliki faktor kapasitas tinggi—artinya bisa beroperasi stabil selama 18–24 bulan tanpa henti. Tidak seperti panel surya yang bergantung pada cuaca atau turbin angin yang memerlukan hembusan angin konstan, PLTN mampu menyediakan daya dasar (baseload) yang konstan dan andal untuk sistem kelistrikan nasional.
Inilah alasan mengapa IAEA (International Atomic Energy Agency) dan banyak ilmuwan energi menyebut energi nuklir sebagai “pilar ketiga” dalam bauran energi bersih, bersama energi surya dan angin.
Keunggulan Nuklir dalam Transisi Energi
Energi nuklir memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya komponen penting dalam transisi menuju sistem energi bersih. Pertama, nuklir merupakan sumber energi dengan emisi karbon hampir nol. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menghasilkan listrik tanpa proses pembakaran bahan bakar fosil, sehingga tidak menimbulkan emisi karbon dioksida, nitrogen oksida, maupun sulfur dioksida yang menjadi penyebab utama polusi udara dan pemanasan global. Kedua, dari segi efisiensi, energi nuklir tergolong sangat tinggi. Hanya dengan satu gram uranium, dapat dihasilkan energi setara dengan membakar sekitar tiga ton batu bara. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi nuklir mampu memanfaatkan sumber daya secara maksimal dengan volume bahan bakar yang sangat kecil.
Ketiga, keunggulan lain terletak pada ketersediaan energi yang stabil. Berbeda dengan sumber energi terbarukan seperti surya dan angin yang sangat bergantung pada kondisi cuaca dan waktu, PLTN dapat beroperasi selama 24 jam penuh tanpa henti, memberikan pasokan listrik yang konstan untuk kebutuhan industri maupun rumah tangga. Keempat, dari sisi penggunaan lahan, PLTN memiliki jejak lahan yang jauh lebih kecil dibandingkan pembangkit energi terbarukan lainnya. Untuk menghasilkan daya listrik dalam jumlah yang sama, PLTN hanya membutuhkan area sekitar satu kilometer persegi, sementara pembangkit surya memerlukan lahan ribuan hektar.
Terakhir, energi nuklir memiliki potensi sinergi yang kuat dengan energi terbarukan. PLTN dapat berfungsi sebagai load balancer—penyeimbang beban daya—yang menjaga kestabilan jaringan listrik ketika produksi listrik dari sumber surya atau angin mengalami fluktuasi. Dengan kombinasi semacam ini, sistem energi masa depan dapat menjadi lebih andal, efisien, dan ramah lingkungan.
Small Modular Reactor (SMR): Masa Depan Energi Nuklir Bersih
Teknologi nuklir modern telah berkembang jauh dibandingkan masa lalu. Kini hadir Small Modular Reactor (SMR) — reaktor nuklir berukuran kecil hingga menengah, dengan kapasitas 50–300 MW, yang dirancang modular, lebih aman, dan efisien.










