Nuklir untuk Bumi: Solusi Energi Bersih Menuju Net Zero Emission

SMR menggunakan sistem pendingin pasif, artinya mampu menghentikan reaksi secara otomatis tanpa perlu intervensi operator dalam situasi darurat. Teknologi ini juga dapat diproduksi di pabrik, dikirim ke lokasi, dan dipasang dengan cepat, sehingga cocok untuk wilayah terpencil seperti kepulauan Indonesia.

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Korea Selatan telah mengembangkan prototipe SMR. Indonesia melalui PT Thorcon Power Indonesia juga tengah menyiapkan proyek percontohan reaktor daya kecil di Pulau Bangka, yang berpotensi menjadi tonggak baru dalam sejarah energi nasional.
Dengan efisiensi tinggi dan jejak emisi hampir nol, SMR berperan penting dalam strategi global menuju Net Zero Emission 2050.

Isu Limbah Nuklir dan Keamanan
Salah satu kekhawatiran publik terhadap nuklir adalah masalah limbah radioaktif. Namun, faktanya, volume limbah nuklir sangat kecil dibandingkan dengan limbah industri konvensional.
Selama 60 tahun sejarah penggunaan nuklir dunia, seluruh limbah tingkat tinggi yang dihasilkan dapat disimpan dalam satu lapangan sepak bola setinggi beberapa meter.
Selain itu, teknologi penyimpanan limbah kini sangat maju. Limbah disegel dalam wadah baja berlapis beton dan disimpan di fasilitas berlapis ganda di bawah tanah yang tahan gempa, radiasi, dan banjir. Negara-negara seperti Finlandia dan Swedia telah membuktikan keberhasilan sistem penyimpanan ini tanpa dampak lingkungan.

Di sisi keamanan, PLTN modern memiliki sistem keselamatan berlapis (defense-in-depth), sensor otomatis, dan rancangan reaktor yang mampu shutdown sendiri bila terjadi anomali. Dengan pengawasan ketat dari BAPETEN dan standar internasional IAEA, risiko kecelakaan nuklir di era modern menjadi sangat kecil.

Potensi dan Kesiapan Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi nuklir. Cadangan uranium tersebar di Kalimantan Barat, Bangka Belitung, dan Sulawesi. Selain itu, negara ini memiliki sumber daya manusia kompeten dari BATAN (kini BRIN), BAPETEN, dan universitas-universitas teknik nuklir.
Pemerintah telah memasukkan energi nuklir dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebagai bagian dari strategi jangka panjang menuju kemandirian energi. Rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia sedang dipersiapkan, dengan target operasi sekitar tahun 2034.